Senin, 16 Mei 2011

Pujangga Dadakan

KOSONG
Inilah cikal bakal bangsa
Di dalam kotak sepuluh kali delapan
Di dalam kotak berpendingin ruangan
Didalam kotak ekstra nyaman
Setiap detik di jejali pengetahuan
Tanpa di imbangi pendidikan moral
Inilah cikal bakal bangsa
Tak peduli sesama
Yang halalkan segala cara
Bernilai sembilan puluh 
Berilmu dua puluh
Inilah cikal bakal bangsa 
Melompong . .  Kosong . .


Saya persembah kan puisi terbaik yang pernah saya buat, walaupun jelek tapi setidaknya lumayan normal.
Sepertinya saya terlahir bukan untuk jadi seorang pujangga, karena jujur saya paling males kalau disuruh buat puisi.

Ketika mendapat tugas membuat puisi dan dibacakan kedepan kelas, hati saya langsung kelu !
saya pun membuat puisi dengan terpaksa dan seperempat hati.
akhirnya jadi nya pun kurang lebih seperti ini :

Hitam kelam
Merah memerah
Marah . .  marah  . . marah


Yeah , konyol bukan ? hanya tiga larik dengan diksi yang dibawah rata -rata -_____-,
setelah mendapat kecaman dari teman-teman ( menahan tawa, dalam hati bicara "Dasar payah !")
akhirnya lahirlah puisi "Kosong" tadi yang bisa dibilang lebih layak dibaca.


Berbulan-bulan kemudian, sepertinya si 'puisi' balas dendam karena saya benci padanya.
Saat ujian nasional mapel Bahasa Indonesia, pada paket soal 'E' dia menampakkan diri berkedok karya pujangga Sutardji C.Bachri. Tahu kan ? pujangga yang puisi puisi nya maaf 'aneh' tapi mengagumkan.
salah satunya yang berjudul 'Tragedi Winka dan Sihka' kurang lebih isi nya seperti ini:
kawin kawin kawin kawin winka winka winka sihka sihka sihka sihka ,dst . ..
sialnya, dilembar soal puisinya tak jauh beda dengan tragedi sihka dan winka berjudul
'Belajar Membaca'

Kakiku luka
Luka kakiku
Kakikau lukakah
Lukakah kakikau
Kalau kakikau luka
Kakiku luka
Lukakaukah kakiku
Kalau lukaku lukakau
Kakiku kakikaukah
Kakikaukah kakiku
Kakiku luka kaku
Kalau lukaku lukakau
Lukakakukakiku lukakakukakikaukah
Lukakakukakikaukah lukakakukakiku


Sesederhana puisinya, pertanyaanya pun sederhana. Kalau tidak salah "apa arti kata luka ? ". Sempurna ! balas dendam yang manis.


Tidak seperti saya, sepertinya teman-teman saya banyak yang berbakat menjadi pujangga, Banyak puisi yang bagus, tapi kalau saya lampirkan semua pasti bikin mata pegal.
ini ada beberapa puisi yang berhasil membuat saya 'tercengang'
 
KEDUA UNTUK HUJAN 
Karya : Sekar Kinanthi

"Dua puluh menit lagi pasti reda."
"Mungkin lima belas."
"Atau tak 'kan reda hingga pagi." Maaf,

Aku lalai menantimu.
Udara sejuk tadi malam terlalu membuai mayoritas manusia di kota ini untuk terlelap.
Dan tanpa sengaja, ,
Aku menjadi bagian dari mereka.
Kau tak pernah berjanji untuk kembali.
Atau mengucap ikrar untuk menampakkan dirimu di bulan ini.
Nyatanya aku tetap disini.
Dibalik jendela yang bisa mengintipmu melangkah di jalan itu setiap senja.
Dulu.
Tiga bulan lebih lima hari yang lalu.
Sekarang, hujan turun lagi.
Di sore hari seperti biasa.
Dua puluh menit lagi pasti reda.
Mungkin lima belas.
Atau tak 'kan reda hingga pagi.
Aku tak 'kan lalai lagi.
Untuk melewatkanmu seperti kemarin.
Atau bahkan, ,
Mungkin tidak sama sekali.

TERBATAS 
Karya : Amartiwi Aditiani

Hening terkisau rimbun di alang petang 
Meringkap kencang menuju jenjang 
Perlahan lewat lewati desir angin bertiup kencang 
Jatuh meringsuk tertimbun menjadi batang 
Beterbangan, berfikir ke batas ubun-ubun 
Menganak pantai, menggalau laju gelombang 
Tenggelam ke dasar 
Perlahan tersadar 
Angan-angan tercecer 
Kemudian pudar 
Hidup menggantung, selebihnya buntung 
Aku terbatas dari ruang lepas 
Aku ingin keluar dari batas 
Mencapai atas lepas, dan lalui hidup yang keras 
Aku terbatas namun mimpiku samapi atas 
Tak peduli terbatas, raih anganku tak terbatas

ANTARA MIMPI DAN REALITA 
Karya : Dilla Tasyavani
  
mendadak aku terbangun 
ditampar petir berkawan gemuruh
mimpi semalam terlalu indah 
kau tau? aku hampir tak mau terbangun
tapi jika petir tak datang, mungkin aku tak sadar 
bahwa seberapa pun elok mimpi, itu hanya semalam 
dan jika gemuruh tak menghampiri, mungkin sekali aku mati 
mati dalam tidur, yang diriku sendiri pun rela untuk itu 
tapi lalu terbukalah mataku 
menyadari kaki ini masih menapaki tanah 
menyadari raga ini masih ada, dan sudah kupastikan berisi jiwa 
dan menyadari aku masih hidup di alam realita 
bangunlah dari mimpimu 
walau kau tau realita tak secantik itu 
tapi tanpa terbukanya matamu 
realita tak akan pernah bisa seindah mimpimu

SAYAP – SAYAP PUTIH YANG PATAH
Karya : Ikhsan Dwi Irwanto
Sayap-sayap putih yang patah 
Kau hanya sangat lelah 
Lelah setelah menyusuri langit biru 
Lelah karena lari dari masa lalu 
Paling tidak hanya dalam mimpi 
Kau dapat beristirahat sejenak 
Melupakan apa yang terjadi kini 
Dan melamunkan masa depanmu kelak 
Sayap-sayap putih yang patah 
Langit biru kan membentang 
Memantulkan cahaya yang sangat indah 
Saat kau siap untuk terbang
Dan yang terakhir puisi super duper konyol karya teman sebangku saya,
HITAM  ,   Karya : Ardli Nuur Ihsani  .Gelombang rambutmu hitam pekat  ,   Kulit tebalmu hitam pekat , Mata bundarmu hitam pekat , Baru kutahu ternyata pori – porimu hitam pekat, Mungkin hanya bibirmu yang merah ,Tapi tidak, ternyata hitam pekat   , Beruntungnya kau   , Masih ada sedikit warna putih , Tersirat dari dirimu   Matamu, gigimu, seragammu ,   Begitu indah berpadu dengan kehitamanmu  ,  Wahai temanku aku tak butuh warnamu ,  Aku butuh senyumanmu
ps. maaf teman teman saya nyuri puisi kalian :pv

2 komentar: