Demi
Masa
Bahkan seorang dosen dengan gelar Doktor pun mengalami kegalauan dalam
hidupnya. Itulah yang ku tangkap dari apa yang beliau sampaikan pada
perkuliahan kemarin siang.
“saya itu kadang-kadang masih sering menyesal kenapa dulu-dulu tidak
melakukan ini dan itu” ucap beliau di sela-sela menjelaskan materi.
Kami berlima yang ada di kelas pada siang itu tentu saja langsung
tersenyum-senyum, terutama aku. Aku ingin mengatakan kepada beliau “ pak kok
kita sama pak” tapi ku tahan karena tentu saja akan menghebohkan seisi kelas
kalau benar-benar ku ucapkan
“saya dulu terlalu sibuk dengan pengabdian pada lembaga, jadi sekjur
lah, kajur lah jadi tidak ada waktu untuk sekolah lagi. Murid-murid saya banyak
yang sudah jadi professor sedangkan saya masih seperti ini saja”. Sambil
menerawang ke depan dan memperlihatkan mimik wajah kesedihan.
“Tapi, saya terus menampik pikiran-pikiran itu. Saya tidak boleh
menyesali keadaan yang suda berlalu. Saya seharusnya bersyukur dan bangga
karena sudah diberi kesempatan-kesempatan untuk mengabdi pada lembaga.” Ketika
mengucapkan ini beliau sambil tersenyum pada kami.
“Maka dari itu, mumpung kalian masih muda gunakan waktu dengan
sebaik-baiknya. Jangan sampai nanti kalian ketika sudah tua menyesali masa
muda. Kalian itu harus mandiri dan jangan sampai merepotkan orang lain. Saya
ini selalu berdoa semoga selalu diberi kesehatan agar bisa tetap produktif.
Mengajar, mengabdikankan diri, dan mencari nafkah untuk istri-anak dan cucu. “
Kami satu kelas manggut-manggut.
Dan setelah sesi tanya-jawab yang menegangkan, sisa perkuliahan siang
itu diisi dengan cerita-cerita beliau tentang menjengkelkannya mahasiswa yang
meminta nilai, cita-cita beliau saat ini, dan wejangan-wejangan untuk kami.
Demi masa, sesungguhnya manusia kerugian.
Cuplikan dari surat Al-‘Asr. Bahkan Allah telah menyatakan bahwa
sesunggunya manusia memang akan menjadi orang-orang yang rugi manakala tidak
memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya. Sebagian besar mereka akan menyesal
di masa tua ketika tidak memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya di masa muda.
Setelah perkuliahan siang itu, aku tersadar, ternyata bukan hanya aku
saja yang terkadang menyesali keadaan kenapa kemarin-kemarin tidak melakukan
ini dan itu. Ternyata banyak sekali orang diluar sana yang mengalami hal serupa
sepertiku. Bahkan seorang dosen yang sudah bisa dibilang sukses juga masih ada
sebersit penyesalan dalam dadanya.
Dan yang paling penting setelah ini adalah bagaimana kita terutama aku
mencoba untuk mensyukuri kejadian-kejadian yang lalu. Aku pernah membaca sebuah
pepatah kurang lebih seperti ini “Janganlah menyesali masa lalumu, karena itu
adalah sebagian pembentuk dari dirimu”. Jadi, sebagian karakater dan watak kita
saat ini adalah akumulasi dari respon kita terhadap kejadian-kejadian masa
lalu. Kurang lebih seperti itu.
Mumpung masih muda dan banyak tenaga mari kita gunakan waktu dengan
sebaik-baiknya. Jangan sampai menyesal di kala tua nanti J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar